Jangankan jauh dan lama berpisah
satu jam pun membuat saya sangat rindu
Sekarang sudah empat bulan saya
tak berjumpa dengannya, kalo saya rindu saya menelponnya, tapi mungkin kalo dia
rindu, dia hanya mengirim doa untukku, karena dia tidak memilik handphone. Dan mungkin
dia bercerita panjang lebar tentang diriku kepada orang lain atau kepada
saudaraku.
Saya menelponya melalu handphone
saudaraku yang rumahnya bersampingan dengan rumah kami, dan saya tidak mungkin
menelponnya selama tiga hari sekali, karena saya pikir itu akan membuat sibuk
saudaraku karena harus mengantar handphone selalu, sedangkan ia setiap pagi
pergi bekerja, dan saya pun hanya bisa menelponya di pagi hari, dan jika lewat
dari jam tujuh maka ia tidak ada lagi di rumah, namun jika saya menelponya di
malam hari, itu juga menganggu aktivitas istirahat saudaraku karena harus
mengantar handphone.
Sehingga saya memutuskan untuk
menelponya seminggu sekali, yaitu pada hari minggu, itu pun harus jam tujuh. Lewat
sedikit dari jam tujuh maka dia sudah pergi ke sawah, banyak hal yang ia
kerjakan di sawah, terkadang mungkin hanya sekedar melihat bebek-bebek
peliharaannya, katanya itu cukup membuatnya bahagia, karena melalui bergaul
dengan alam seolah-olah rasanya sedang berbicara dengan Tuhan, karena melalu
ciptaanNya kita dapat merasakan keagunganNya. Dia memang sangat menarik hatiku,
perbuatannya selalu menjadi tauladan bagiku, jika aku makan satu buah rambutan
maka biji rambutan itu harus dia tanam. Katanya untuk sedekah, jika bukan untuk
anak cucu maka ada orang lain yang bisa meikmatinya nanti, jika orang lain juga
tidak mau, maka ada semut atau pun ulat, atau pun burung yang bisa menginap
diatas pohon yang akan saya tanam ini, begitulah katanya kepada saya.
Maka tak heran jika saya selalu
merindukannya, dia adalah guruku yang pertama, dia yang mengajarkan aku
berbicara. Di setiap hari semasa kecilku,
dia selalu mengantarkan tidurku dengan shalawat atau pun dengan dongengnya, dan
di pagi hari dia membangunkan aku kembali dengan shalawatnya. Sungguh dia
sangat mempesona bagi.
Hanya kelembutan yang aku kenal
darinya, tiada orang lain yang aku kenal sepertinya, hanya dia dan tiada
duanya. Maka pagi ini aku putuskan kembali untuk menelponya, karena keputusan
ini adalah keputusan yang paling efektif selama aku jauh darinya. Dengan menelponya
dan berbicara dengannya maka semangatku yang mulai luntur selama satu minggu
kembali bangkit dan membara seperti api yang tiada dapat menandingi panasnya. Segala
masalah seolah sirna, segala kesulitan seolah tiada artinya, semuanya terasa
mudah, semuanya terasa gampang, kenyakinan pun semakin meningkat, dan kehidupan
pun yang kemarin pergi kini kembali lagi dengan seribu arti yang abadi.
Itulah dia ibuku, semangat hidupku, mendengar suaranya
kembali membangkitkan semangatku, mengusir kesepianku, menutupi kesulitan dan
keresahanku, menancapkan kenyakinan yang kuat didadaku, senyumannya menbuatku
percaya bahwa aku bisa mencapai mimpi dan cita-citaku. Doanya adalah kekuatan
gaib yang mendekatkan aku dengan perlindungan Allah Tuhanku,,
Ibuku,, engkaulah matahari ku yang selalu bersinar,, walau
matahari alam terbenam ditelan malam namun engkau tetap bersinar dan selalu
terang.....