Konsep Ras dan Etnik
Para antropolog fisik mendekati konsep ras dengan mengartikannya sebagai kelompo orang yang dipisahkan oleh konstalansi karakteristik genetik yang berbeda. beberapa klasifikasi stok ( keturunan) dan substok (subketurunan) ras telah dikemukakan, tetapi para antropolog tidak saling sepakat mengenai jumlah stok dan substok yang hendak diidentifikasi, juga tidak sepakat mengenai bagaimana tepatnya suatu stok atau substok harus diidentifikasi, (van den berghe, 1967)
Pada saatnya telah diakui bahwa tidak ada ras yang sama atau murni, dan perbedaan rasa mempunyai tingkat gredasi dan variasi yang hampir tak terbatas. secara historis, Amerika Serikat misalnya, hanya mengenal dua kelompok ras (putih dan hitam) dan mengklasifikasikan orang-orang ke dalam salah satu kelompok menurut apa yang oleh Marvin Harris (1964) disebut aturan hypo-descent. menurut aturan ini, setiap orang yang diketahui mempunyai nenek monyang berkulit hitam, bagaimanapun jauhnya akan diklasifikasikan berkulit hitam.
pengertian ras menurut sosiologi yang meliputi definisi-definisi sosial dengan konsepsi ras menurut antropologi fisik sebagai suatu kategori biologis, maka suatu ras adalah suatu kelompok atau kategori orang-orang yang mengidentifikasikan diri mereka sendiri dan diidentifikasikan oleh orang lain sebagai perbedaan sosial yang dilandasi oleh ciri-ciri fisik atau biologis.
Berlawanan dengan istilah ras, istilah kelompok etnik digunakan untuk mengacu suatu kelompok atau kategori sosial yang perbedaannya terletak pada kriteria kebudayaan, bukan biologis.
Tipe Hubungan Ras dan Etnik
Ada dua tipe hubungan ras dan etnik menurut Van Den Berghe, yaitu tipe hubungan ras yang Paternalistik dan tipe hubungan ras yang kompetitip. beberapa faktor yang menentukan tipe hubungan ras paternalistik dan kompetitip, adalah sebagai berikut:
1. Ekonomi
paternalistik: non-manufaktur, pertanian, peternakan, kerajinan, kapitalisme perdagangan, ekonomi perkebunan.
kompetitif: manufaktur ( tak selalu), kapitalisme industri berskala besar.
2. Pembagian kerja
paternalistik: sederhana (primitif) atau menengah seperti dalam masyarakat berskala besar praindustri, pembagian kerja menurut garis ras, jurang pendapatan diantara kelompok ras cukup besar.
kompetitif: kompleks (manufaktur) sesuai dengan kriteria universalistik "rasional". pernadaan upah tidak lagi ketat rasial.
3. Mobilitas
paternalistik: mobilitas kecil baik secara vertikal maupun horizontal (budak, pelayan, atau hamba terikat pada ruang).
kompetitif: mobilitas besar baik vertikal maupun horizontal (kerna diperlukan oleh ekonomi industri).
4. Stratifikasi sosial
paternalistik: sistem kasta dengan rintangan warna horizontal. aristokrasi versus kasta, hamba dengan jurang lebar dalam standar hidup ( seperti yang diindeks dengan pendapatan, pendidikan, tingkat kematian, dan kelahiran), kasta atas homogen.
kompetitif: sistem kasta tapi dengan tendensi perintang warna untuuk condong ke posisi vertikal. stratifikasi yang kompleks kedalam kelas-kelas dalam kasta-kasta, jurang yang lebih sempit diantara kasta-kasta dan banjar yang lebih besar dalam kasta.
5. Rasio numerikal
paternalistik: kelompok dominan ialah minoritas.
kompetitif: kelompok dominan ialah suatu minoritas.
6. Konflik nilai
paternalistik: sistem nilai yang terintergrasi, tidak ada konflik ideologi.
kompetitif: konflik sekurang-kurangnya dalam tipe masyarakat barat kristen, demokratik, dan liberal.
Aspek-aspek atau Komponen-komponen Situasi Ras
1. Hubungan ras
paternalistik: akomodasi setiap orang ditempatnaya dan mengetahui depotisme kemurahan hati.
kompetitif: antagonisme, curiga, benci, persaingan (nyata atau imajiner).
2. Peran dan status
paternalistik: peran dan status dirumuskan secara tajam yang didasarkan pada askripsi (kelahiran), status yang tidak sama tidak terancam.
kompetitif: dirumuskan salah dan didasarkan pada pencapaian, status yang tidak sama terancam.
3. etiket
paternalistik: sempurna dan pasti. pada umumnya dari kasta bawah: pemberontakan budak, gerakan nasional, kebangkitan kembali atau mesianistik. tidak secara langsung rasial.
kompetitif: sederhana dan tidak pasti dari kasta atas dan bawah, lebih sering dan secara langsung rasial: kerusuhan, hukum gantung, penganiayaan, perlawanan pasif, sabotase, protes massa yanf terorganisasi.
4. Percampuran
paternalistik: dibolehkan dan sering diantara pria kasta atas dan wanita kasta bawah, pengundikan dilembagakan.
kompetitif: sangat dilarang dan tidak sering.
5. segregasi
paternalistik: sedikit, jurang status memungkinkan kontak yangg erat tapi tidak sama.
kompetitif: banyak, penyempitan jurang status membuat meningkatnya jurang spatial.
6. sindrom psikologi
paternalistik: status subservien diinternalkan, tidak ada kebutuhan keperibadian untuk prasangka "toleransi semu".
kompetitif: kebutuhan akan prasangka, berkaitan dengan seksualitas, sadisme, frustasi, cari kambing hitam.
7. stereotif kasta bawah
paternalistik: kekanak-kanakan, tiddak dewasa, pesolek, tidak terhalang, malas, mudah terpengaruh, suka melucu, pengembira, rendah diri tapi peramah.
kompetitif: agresif, sombong, besar mulut, kotor, tinggi hati, keji, dan berbahaya.
8. intensitas prasangka
paternalistik: cukup konstan.
kompetitif: berubah-ubah dan peka terhadap situasi provokatif.
Semoga apa yg kita lakukan bermanfaat bagi banyak orang,,,!!!!
Semoga apa yg kita lakukan bermanfaat bagi banyak orang,,,!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar