Minggu, 30 November 2014

IBUKU MOTIVASIKU



Jangankan jauh dan lama berpisah satu jam pun membuat saya sangat rindu
Sekarang sudah empat bulan saya tak berjumpa dengannya, kalo saya rindu saya menelponnya, tapi mungkin kalo dia rindu, dia hanya mengirim doa untukku, karena dia tidak memilik handphone. Dan mungkin dia bercerita panjang lebar tentang diriku kepada orang lain atau kepada saudaraku.

Saya menelponya melalu handphone saudaraku yang rumahnya bersampingan dengan rumah kami, dan saya tidak mungkin menelponnya selama tiga hari sekali, karena saya pikir itu akan membuat sibuk saudaraku karena harus mengantar handphone selalu, sedangkan ia setiap pagi pergi bekerja, dan saya pun hanya bisa menelponya di pagi hari, dan jika lewat dari jam tujuh maka ia tidak ada lagi di rumah, namun jika saya menelponya di malam hari, itu juga menganggu aktivitas istirahat saudaraku karena harus mengantar handphone.


Sehingga saya memutuskan untuk menelponya seminggu sekali, yaitu pada hari minggu, itu pun harus jam tujuh. Lewat sedikit dari jam tujuh maka dia sudah pergi ke sawah, banyak hal yang ia kerjakan di sawah, terkadang mungkin hanya sekedar melihat bebek-bebek peliharaannya, katanya itu cukup membuatnya bahagia, karena melalui bergaul dengan alam seolah-olah rasanya sedang berbicara dengan Tuhan, karena melalu ciptaanNya kita dapat merasakan keagunganNya. Dia memang sangat menarik hatiku, perbuatannya selalu menjadi tauladan bagiku, jika aku makan satu buah rambutan maka biji rambutan itu harus dia tanam. Katanya untuk sedekah, jika bukan untuk anak cucu maka ada orang lain yang bisa meikmatinya nanti, jika orang lain juga tidak mau, maka ada semut atau pun ulat, atau pun burung yang bisa menginap diatas pohon yang akan saya tanam ini, begitulah katanya kepada saya.
 
Maka tak heran jika saya selalu merindukannya, dia adalah guruku yang pertama, dia yang mengajarkan aku berbicara. Di setiap hari semasa  kecilku, dia selalu mengantarkan tidurku dengan shalawat atau pun dengan dongengnya, dan di pagi hari dia membangunkan aku kembali dengan shalawatnya. Sungguh dia sangat mempesona bagi.


Hanya kelembutan yang aku kenal darinya, tiada orang lain yang aku kenal sepertinya, hanya dia dan tiada duanya. Maka pagi ini aku putuskan kembali untuk menelponya, karena keputusan ini adalah keputusan yang paling efektif selama aku jauh darinya. Dengan menelponya dan berbicara dengannya maka semangatku yang mulai luntur selama satu minggu kembali bangkit dan membara seperti api yang tiada dapat menandingi panasnya. Segala masalah seolah sirna, segala kesulitan seolah tiada artinya, semuanya terasa mudah, semuanya terasa gampang, kenyakinan pun semakin meningkat, dan kehidupan pun yang kemarin pergi kini kembali lagi dengan seribu arti yang abadi.

 
Itulah dia ibuku, semangat hidupku, mendengar suaranya kembali membangkitkan semangatku, mengusir kesepianku, menutupi kesulitan dan keresahanku, menancapkan kenyakinan yang kuat didadaku, senyumannya menbuatku percaya bahwa aku bisa mencapai mimpi dan cita-citaku. Doanya adalah kekuatan gaib yang mendekatkan aku dengan perlindungan Allah Tuhanku,,




Ibuku,, engkaulah matahari ku yang selalu bersinar,, walau matahari alam terbenam ditelan malam namun engkau tetap bersinar dan selalu terang.....