Inferensi sosial atau
penarikan kesimpulan adalah bagaian dari topik pembahasan sosial cognition
(kognisi sosial) yang melihat dan memperoleh informasi dari kondisi lingkungan
yang ada.
Inferensi sosial
diperoleh melalui:
a.
Pengumpulan
informasi
b.
Memilih
informasi
c.
Mengintegrasi
informasi ke dalam penilaian
Ekspektasi yang sudah ada sebelumnya
Ada dugaan awal di benak si peneliti. Jika dugaan tidak terbukti
ada kemungkinan hasil akan terabaikan hingga timbul bias.
Empat persoalan problematik dalam menyimpulkan informasi:
·
Ekspetasi
salah
·
Pengamatan
sosial gagal mengenali ekspektasi yang sudah ada
·
Ekspektasi
itu bermasalah apaila lebh dominan ketimbang pertimbangan informasi lainnya
·
Jika
informasi tidak konsisten dengan yang anda yakini maka anda kemungkinan akan
meneliti lebih cermat
Sampel Kecil
Terkadang orang lupa bahwa mereka mendapatkan sedikit sekali
informasi namun mereka tetap mengambil kesimpulan.
Dua jenis informasi
·
Statistik
information (data sejumlah penduduk )
·
Case
history information ( memberi informasi tentang sejarah kasus penduduk )
Ketika seseorang mendapat informasi statistik dan informasi sejarah
kasus yang bertentengan tapi penuh warna, sering kali sejarah kasus ini lebih
mempengaruhi penilaiannya.
Dampak negatif
Informasi negatif lebih dipertimbangkan dibandingkan informasi
positif. Karena ia lebih menarik mulai dari pembentukan kesan tentang orang
lain hingga pengambilsn keputusan.
Mengintegrasi informasi
Proses ini menyatukan informasi dan mengombinasikannya menjadi
sebuah bentuk penilaian sosial, dan di sini komputer dinilai lebih bijaksana
dari manusia, karena komputer konsisten dalam menggunakan kriteria yang
ditetapkan manusia, menilai informasi sesuai standar, mengombiasikan informasi
sesuai rumus yang telah ditentukan dan menghasilkan kesimpulan. Sebaliknya
manusia sebagai pembuat keputusan, mungkin sipengaruhi oleh banyak pandangan
dan steriotip sehingga mempengaruhi keputusan mereka.
Penilaian Kovariasi
Selain menyatukan informasi untuk membentuk kesan tentang orang dan
kejadian, kita juga memperhatikan hubungan-hubungan dalam kehidupan sosial.
Dalam melakukan kovariasi, orang cendrung melakukan kekeliruan
tertentu. Secara spesifik, mereka cendrung memandang beberapa hal sebagai
saling berhubungan ketika mereka mengangap bahwa hal-hal itu memang semestinya
saling tampak sama. Jadi, ketiak diduga ada hubungan antara dua variabel,
seseorang mungkin akan terlalu melebihkan keeratan hubungan keduanya atau
menganggap keduanya berhubungan padahal
sebenarnya hubungan itu tidak ada. Proses ini dinamakan korelasi semu (ilusi
korelasi).
Efek Framing
Kerangka alternatif untuk mengambil keputusan sangat mempengaruhi
seseorang dalam penilaian. Misalnya, jika seseorang yang anda kagumi memberi
tahu anda tentang sesuatu pekerjaan merupakan kesempatan emas, maka anda
mungkin akan cendrung menginginkan pekerjaan itu meski belum tahu seperti apa
pekerjaan itu. Sebaliknya jika seseorang memberitahu anda setidaknya itu adalah
pekerjaan maka anda kemungkinan akan ragu untuk mengejarnya, sebab anda merasa
mungkin pekerjaan itu memang memberi gaji tetapi mungkin tidak menyenangkan.
Efek framing adalah efek yang selalu ada dalam semua pertimbangan untung rugi
pengambilan keputusan dalam kognisi sosial.
EMOSI DAN INFERENSI
Sering kali kita
membentuk komitmen emosional ke suatu teori atau keyakinan tertentu sehingga
mempengaruhi cara pandang kita pada informasi. Misalnya, kita mengira kita
sukses dalam wawancara kerja karena kita sangat menginginkan pekerjaan itu.
Dalam hal tertentu, asumsi anda ini benar. Namun, emosi juga merupakan bagian
penting dari pengambilan keputusan yang bertentangan dengan kepentingan mereka
sendiri. Ada pendapat kuat bahwa jika seseorang mengambil keputusan berdasarkan
emosi, maka hampir dipastikan keputusan itu akan tidak tepat atau bias. Namun
periset makin menyadari bahwa emosi dan kognisi itu saling terintegrasi dan
bekerja sama.
·
Mood dan Inferensi
Mungkin kita bisa memperhatikan
bahwa ketika seseorang mendapat nilai bagus dalam ujian, dia akan jadi lebih
ramah kepada kawannya, atau lebih romantis dengan pacarnya dan lebih ringan
dalam membantu orang lain. Atau, mungkin anda memperhatikan bahwa ketika anda
sedang gelisah atau cemas, semua aktivitas anda tampak nya berisiko.
Contoh-contoh ini mengilustrasikan beberapa efek perasaan (mood) terhadap
inferensi dan perilaku.
Apa efek mood terhadap perilaku ?
ketika kita berada dalam mood yang bagus, kita cenderung lebih ramah dan lebih
mau menolong. Misalnya kita lebih sering berkumpul dengan orang lain atau
membantu orang lain. Apa yang terjadi ketika kita mengalami mood yang jelek ?
mungkin orang itu akan menarik diri enggan membantunorang lain. Tetapi, sering
sekali orang yang sedang mengalami bad mood ini juga berusaha keluar dari
keadaan buruk ini, sehingga mereka bertindak untuk melawan boad mood ini,
seperti berkumpul dengan banyak teman, dengan membantu orang lain, atau
melakukan hal-hal positif untuk menghilangkan mood negative.
Mood juga mempengaruhi memori. Dalam
banyak situasi, orang akan ingat hal-hal yang berhubungan dengan keadaan mood
mereka saat ini. Efek ini dinamakan mood-congruent memory (ingatan yang
kongruen dengan mood). Orang cenderung mengingat hal-hal positif ketika mereka
sedang dalam kondisi mood positif.
Mood juga mempengaruhi penilaian.
Orang yang sedang senang cenderung menyukai lebih banyak hal ketimbang orang
yang sedang sedih, mereka lebih menyukai dirinya sendiri, kesehatanny,
mobilnya, orang lain, masa depannya, bahkan politik. Terkadang orang yang sedih
memberi penilaian negative terhadap orang lain dan juga terkadang mereka member
penilaian positif.
Akan tetapi, Mood juga mempengaruhi
persepsi tentang risiko. Orang yang dalam keadaan mood negative akan member
estimasi yang lebih pesimis tentang masa depan ketimbang orang yang sedang
dalam mood bagus. Sebabnya adalah
mungkin karena kemarahan dan kebahagian memberikan perasaan menguasai dan
kepercayaan diri dalam member penilaian, sedangkan orang yang takut tidak
memiliki keyakinan bisa menguasai situasi sekitarnya.
Mood bukan hanya mempengaruhi
penilaian kita, ingatan kita, dan cara kita mengevaluasi dunia sekeliling kita,
tetapi juga mempengaruhi cara kita memberi
penilaian. Orang yang sedang
senang cendrung mengambil keputusan secara ekspansif, inklusif dan impulsif.
Sedangkan mood negative tampaknya memperlambat pemrosesan informasi ; orang
menjadi lebih teliti dan hati-hati, mengambil keputusan dengan lebih lambat,
membuat atribusi kausal yang lebih kompleks, dan bekerja dengan lebih lamban.
Orang yang menderita mood yang amat buruk atau amat bagus juga akan mengambil
keputusan dengan cara yang berbeda.
Penilaian dan reaksi emosional kita
terhadap situasi juga dipengaruhi oleh ekspektasi emosional kita. Menurut
affective expectation model (AEM), keyakinan orang tentang perasaan mereka
sendiri juga sama pentingnya dengan pengalaman mereka dalam menentukan reaksi
mereka. Misalnya tingkat kesukaan anda pada suatu film mungkin akan
mempengaruhi seberapa suka anda saat
nanti menonton film tsb.
Evaluasi Otomatis
Selama
bertahun-tahun belakangan ini, para psikolog social telah memberikan bukti kuat
bahwa banyak proses kognisi social terjadi hamper secara otomatis dan tanpa di
sadari. Evaluasi otomatis ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Dalam sebuah
studi, Fazio, Sanbonmatsu, Powell, dan Kardes menyajikan kepada partisipan
sederetan urutan pasangan kata dan meminta mereka untuk menilai apakah
ajektifnya negative atau positif. .kata pertam muncul selama 200milidetik, dan
kata kedua muncul 100 milidetik setelah kata pertama menghilang. Meskipun
dibutuhkan kecepatan tinggi untuk menyelesaikan tugas ini, penilaian partisipan
terhadap kata kedua mengandung konten (isi) evaluative yang sama ketimbang
ketika keduannya berbebeda.
Contoh lain
dari hubungan evaluasi otomatis dengan perilaku adalah fakta bahwa orang sering
secara tak sadar meniru postur, tata cara kesopanan, dan ekspresi wajah dari
orang yang berinteraksi dengannya. Jika anda kurang percaya, cobalah
bereksperimen. Tersenyumlah pada orang yang anda ajak bicara dan perhatikan
apakah dia juga akan tersenyum atau tidak, kemudian letakkan tangan anda di
pinggul anda dan perhatikan apakah dia meniru atau tidak, kemudian usaplah
kepala anda dan perhatikan apakah dia meniru atau tidak. Mimikri tak sadar ini
sangat lazim dalam interaksi social, dan ini adalah contoh yang bagus dan efek
persepsi perilaku orang lain terhadap perilaku kita, biasanya tanpa kita sadari
atau tanpa kita niatkan.
Tujuan juga
dapat mempengaruhi perilaku secara otomatis. Petunjuk yang berkaitan dengan
tujuan dapat menimbulkan reaksi otomatis dalam beberapa kasus. Misalnya,
kebiasaan bias dikatakan merupakan asosiasi antara tujuan dan tindakan,
sehingga ketika tujuan itu muncul, perilaku yang terkait dengan otomatis akan muncul.
Contohnya seperti, mungkin anda pernah memikirkan sesuatu yang perlu anda
lakukan di campus dan anda tiba-tiba sadar bahwa anda sedang berjalan menuju ke
campus meskipun pada mulanya anda sedang akan pergi ke arah lain. Atau mungkin
anda pernah berencana makan malam bersama teman anda , namun entah bagaimana
anda sudah makan malam seperti yang biasa anda lakukan di rumah. Kebiasaan ini
tampaknya akibat dari perilaku otomatis yang bergantung pada tujuan.
·
Motivasi dan Inferensi
Isi dari
motivasi seseorang juga mempengaruhi inferensi. Bagaimana kita memnproses dan
menyatukan informasi bisa saja dipengaruhi oleh inferensi yang akan kita buat.
Orang sering menghasilkan dan mengevaluasi informasi dengan cara self-serving,
menyusun teori-teori yang konsisten dengan keyakinan kita bahwa sesuatu yang
baik akan terjadi dan sesuatu yang buruk tidak akan terjadi. Misalnya, ketika
mengetahui bahwa tingkat perceraian untuk pernikahan pertama adalah 50 persen,
kebanyakan orang akan memperkirakan bahwa mereka tidak akan termasuk dalam
kelompok yang bercerai itu dan pernikahan mereka akan awet sepanjang hidup.
Faktor motivasi
lain yang mungkin mempengaruhi sifat dari inferensi social adalah penilaian
seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan dalam bidang tertentu. Radecki dan Jaccard
menemukan bahwa anggapan orang tentang dirinya sendiri sering kali terlalu
berlebihan anggapan yang salah ini bisa merugikan mereka. Mereka menemukan
bahwa orang yang menganggap dirinya berpengetahuan luas justru kurang mampu
saat harus mengumpulkan informasi yang baik, sehingga keputusan yang mereka
buat sering kali buruk.
·
Kesalahan Perencanaan Tindakan
Kesalahan perencanaan menunjukkan bahwa
orang sering melebih-lebihkan kecepatan dan menggampangkan penyelesaian suatu
tujuan dan meremehkan waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk mencapai tutjuan
tertentu. Sebagai contoh seseorang yakin bahwa dia bisa menyelesaikan tugasnya
jauh-jauh hari sebelum tenggat waktu tiba, tetapi dalam kenyataannya dia baru
mengerjakannya semalam suntuk sebelum tenggat waktu, dan misalkan seseorang
yang berjanji pada dirinya sendiri akan menyelesaikan membaca satu buku dalam
sehari, tetapi dalam kenyataanya dia hanya mampu bertahan membaca sepanjang
satu bab saja dalam sehari. Pengalaman semacam ini lazim terjadi di kalangan
mahasiswa, dan ini adalah contoh fenomena yang di sebut sebagai planning
fallacy (kesalahan perencanaan).
·
Menekan Pikiran dan Emosi
Penjelasan
teoritis untuk proses ini menyatakan bahwa saat anda berusaha menekan suatu
pikiran, anda pada saat yang bersamaan berusaha mencari hal-hal yang
mengalihkan pikiran anda dan juga secara otomatis memonitor lingkungan untuk
mencari petunjuk-petunjuk yang mungkin ingin anda lupakan. Itulah mengapa,
meski anda berusaha keras, anda justru semakin memikirkan hal-hal yang ingin
anda tekan atau lupakan. Misalnya, sebuah ucapan tak sengaja tentang kelulusan
sekolah yang dilontarkan teman anda akan segera mengingatkan anda pada tes yang
baru saja anda jalani.
·
Perkiraan Afektif
Perkiraan afektif adalah cara kita
menggunakan emosi kita untuk membuat keputusan tentang masa depan. Secara umum,
orang percaya bahwa reaksi emosi mereka terhadap suatu kejadian akan lebih kuat
dan bertahan lebih lama ketimbang yang sesungguhnya terjadi. Hal ini tampaknya
terjadi sebagian karena kita terlalu melebih-lebihkan dampak dari suatu
kejadian terhadap pemikiran dan emosi di masa depan dan kita cendrung lupa
bahwa pemikiran dan perasaan kita di masa depan akan sangat dipengaruhi oleh
kejadian lain.
Sebagai contoh, bayangkan dekan anda
memangggil anda, dan secara pribadi memuji nilai yang anda raih, dan dia
memberi tahu anda bahwa anda akan mendapat beasiswa. Bagaimana perasaan anda,
dan berapa lama perasaan anda itu akan bertahan? kebanyakan orang bisa dengan
baik mengetahui apa yang akan mereka rasakan senang atau takut misalnya, tetapi
mereka umum tidak tahu pasti berapa lama perasaan itu akan bertahan. Bias ini
menghalangi fenomena yang disebut “perkiraan afektif”.
SKEMA
Skema adalah seperangkat tatanan struktur pengetahuan atau
pemahaman mengenai beberapa konsep atau stimulus. Skema berisi pengetahuan
tentang konsep atau stimulus, relasi antar berbagai pemahaman tentang konsep
itu, dan contoh-contoh spesifiknya. Skema tentang kejadian yang sangat umum
dinamakan script. Script adalah urutan standar dari suatu perilaku selama satu
periode waktu tertentu. Contoh script adalah urutan pesan makanan direstoran
cina. Semua orang duduk, dan pelayan membawakan menu,beberapa orang lain
berbicara bersamaan mengemukakan makanan kesukaan dan lain sebagainya.
Skema dan script adalah penting karena orang mengandalkan untuk
menginterpretasikan lingkungan. Skema membantu kita mengenali aspek apa dari
suatu situasi atau stimulus yang merupakan aspek penting. Skema script dan
script menciptakan struktur dan penataan informasi.
Organisasi
skema
Ciri penting dari skema adalah skema sering memilki tatanan
hierarkis. Skema mengandung elemen abstrak dan umum serta elemen
konkret,spesifik,yang terkait satu sama lain. Misalnya skema tentang sebuah
pesta.
PEMPROSESAN
SKEMATIS
Keuntungan
Skema dan
pemprosesan informasi. Skema adalah
penting karena membantu kita memproses banyak sekali informasi secara cepat dan
efisien. Skema mengefisiensikan pemprosesan melalui beberapa cara. Skema
membantu kita mengingat dan menginterprestasikan informasi baru, dan
mengevaluasi apakah kita menyepakati info itu atau tidak.
Skema membantu
mengingat. Memori sering bekerja baik ketika
kita punya representasi skematis dari kejadian dimasa lalu atau orang, karena
skema memberi kita banyak detail tentang itu semua. Misal menyajikan kepada
partisipan rekaman video seorang perempuan dan suaminya sedang duduk dirumah.
Separuh partisipan diberi tahu bahwa wanita itu adalah pustakawan dan
separuhnya lagi diberi tahu bahwa dia adalah pelayan rumah makan,beberapa ciri
dari wanita ini disesuaikan dengan ciri-ciri pustakawan, seperti menggunakan
kacamata, makan salat,minum anggur, dan bermain piano.
Skema
mempercepat pemprosesan. Ketika
seseorang memiliki sebuah skema untuk orang atau situasi tertentu, akan lebih
mudah bagi mereka untuk memproses informasi yang relevan dengan skema tersebut.
Orang yang ingin menonton pertandingan sepak bola, misalnya akan mencari dan
mendapat lebih banyak informasi ketimbang orang yang tidak akrab dengan sepak
bola.
Skema membantu
inferensi otomatis. Pemprosesan
skematis dapat terjadi hampir secara otomatis tanpa ada usaha sadar. Misalnya,
ketika bertemu dengan kawan yang spesial, anda mungkin secara otomatis menisbahkan karakteristik yang berhubungan
dengan persahabatan, seperti kebaikan dan kehangatan, dan mungkin anda tidak
menyadari bahwa anda sudah menisbahkan karakter itu kepadanya.
Skema menambah
informasi. Sebuah skema dapat membantu kita
mengisi informasi yang hilang saat ada gap dalam pengetahuan kita. Jika kita
membaca tentang sosok polisi tetapi tidak punya informasi tentang bajunya, kita
akan membayangkan dia mengenakan seragam coklat. Kita berasumsi bahwa perawat
adalah orang yang hangat dan perhatian,dan seorang ratu akan tampak anggun atau
angkuh. Informasi yang hilang di isi dengan detail sesuai skema
Skema membantu
interpretasi. Karena skema
memberi tahu informasi domain tertentu yang berkaitan dengan informasi lain
yang relevan dengan domain itu, maka skema bisa membantu anda
menginterpretasikan situasi yang mendua. Misalnya seorang dokter yang
mendiagnosis seorang anak terkena penyakit gondok akan segera mengambil banyak
inferensi dengan lebih pasti: penyebab penyakitnya,sejala apa yang muncul, apa
pengaruh penyakit itu dan apa obatnya.
Skema
memberikan ekspektasi. Skema juga
memuat ekspektasi tentang apa yang akan terjadi.ekspektasi ini pada gilirannya
dapat menentukan apakah situasi menyenangkan bagi kita atau tidak.
Skema memuat
perasaan. Yakni,perasaan kita tentang isi
dari skema. Konsekuensinya, penggunaan skema tertentu dapat menimbulkan respons
emosional tertentu, yang dinamakan schema-driven affect. Misalnya, kebanyakan
dari kita punya skema tentang politisi.
Kelemahan skema
Semua keuntungan pemprosesan skema ini juga diiringi dengan
kelemahan dan banyak diantaranya berkaitan dengan kesalahan dan bias seperti
yang telah didiskusikan diatas. Terdensi untuk terlalu menerima informasi yang
sesuai dengan skema atau teori, untuk mengisi gap dalam pemikiran dengan
menambah elemen yang bukan termasuk dalam skema tetapi sesuai dengan skema,
untuk mengaplikasikan skema bahkan ketika tidak cocok sekalipun, dan keengganan
untuk mengubah skema, semuanya adalah kelemahan yang potensial.
JALAN PINTAS MENTAL MNGGUNAKAN HEURISTIS KOGNITIF
1
The representative ness
Huristic
Jalanpintas mental yang disebut The representative ness Huristic ini di sebut keterwakilan heuristis
memberikanmetode yang cepat untukmenjawabsebuahpertanyaan. Pada dasrnya metode
heuristis ini menyandingkan informasi dalam lingkungan dengan skema untuk
menentukan kemungkinan apakah penyandingan itu tepat atau tidak. Keterwkilan
heuristis, karenanya membantu seseorang menentukan apakah orang atau kejadian
tertentu adalah contoh dari skema tertentu.
2
Kekeliruan kongjungsi
Heuristis representasi yang menyebabkan kita mengombinasikan
informasi yang tidak sama, karena informasi itu seolah-olah kelihatan sama.
3
The Availability heuristic
Menggunakan contoh yang mudah diingat atau jumlah informasi yang
dapat anda ingat dengan cepat sebagai pedoman untukm engambil kesimpulan.
Heuristis simulasi
Heuristis simulasi ini digunakan untuk berbagai macam tugas seperti
prediksi, Heuristis simulasi ini digunakan untuk berbagai macam tugas seperti
prediksi, membayangkan kejadian yang belum tentu terjdi.
5 Penalaran kotrapaktual
Kejadian abnormal atau tidak lazim menyebabkan orang membayangkan alternatif
yang normal dan yang berbeda dengan hasil actual. Karena pemikiran kontra faktual
ini mungkin bisa membantu orang untuk merasa lebih baik dan mungkin juga menjadi
alat persiapan untuk menghadapi masa depan.
6
Simulasi mental
Mensimulasikan bagaimana kejadian mungkin terjadi bisa memberi petunjuk
tentang masa depan dengan mdmbantu seseorang membayangkan kemungkinan dimasa depan
dan menyusun rencana untuk mewujudkan kemungkinan itu. Namun orang dapat focus
pada aspek masa depan yang berbeda-beda.
7
Heuristis patokan dan penyesuaian
Menjawab suatu pertanyaan yang tidak
mempunyai informasi tentang pertanyaan tersebut tetapi anda menggunakan informasi
kejadian serupa sebagai referensi atau pa tokan, kemudian anda menyesuaikan informasi
referensi itu untuk mendapatkan kesimpulan.
SKEMA MANA YANG DIPAKAI
Heuritis adalah jalan pintas yang membantu mengaitkan informasi
lingkungan dengan skema. Heuritis mereduksi problem ambigu dan kompleks menjadi
operasi penilaian yang lebih sederhana. Faktor-faktor yang mempengaruhi skema
yang dipakai orang untuk menginterpretasikan informasi.
Kontur Natural
Skema yang ini yang paling jelas karna menginterpretasikan
informasi itu sendiri. Jika anda menonton sepak bola maka akan menggunakan
skema anda tentang pertandingan sepak bola.pemain dan permainannya
menginterpretasikan apa yang terjadi di lapangan.
Kemenojolan
Kemenojolan lingkungan adalah faktor lain yang mempengaruhi skema
mana yang akan di pakai orang untuk menginterpretasikan informasi mana yang
paling menojolan tentang mereka.
Primacy
Sering sekali skema ini dipakai untuk menganalisis seseorang atau
situasi akan ditentukan sejak awal oleh informasi yang ada dalam situasi.
Seperti seseorang yang bernama irma
diperkanalkan kapada kita untuk di calonkan sebagai ketua partai maka
seseorang akan cendrung memikirkan irma dan prilakunya berdasarkan apakah dia
calon ketua partai yang baik atau tidak.
Priming
Ketika suatu skema baru saja dipakai, ia kemunkian akan dipakai
untuk meginterpretasikan informasi baru (bargh, 1994). Orang memahami perilaku berdasarkan satu
kumpulan tindakan yang bermakna. Misalnya, dalam pertandingan rubby, umpan yang
sempurna menunjukan alur tindakan yang alami, yakni diawali dengan lemparan dan
di akhiri dengan tangkapan yang tepat.
Arti Penting
Skema yang akan dipakai untuk menginterpretasikan informasi dari
lingkungan dan bagaimana skema itu akan di pakai juga dapat dipengaruhi oleh
ari penting dari in formasi yang sedang di proses.
Perbedaan Individual
Tak semua orang menginterpretasikan informasi yang sama dengan cara
yang sama. Salah satu alasannya adalah orang yang berbeda memiliki skema yang
berbeda. Orang barat dan Asia timur memiliki perbedaan dalam memandang
informasi kontekstual. Orang barat lebih cendrung membuat atribusi
disposisional ke prilaku orang lain dan relatif tidak terlalu memerhatikan
informasi kontektual. Sedangkan orang Asia lebih condong pada artibusi
situasional dan mempertimbangkan konteks.
Tujuan
Skema mana yang akan dipakai untuk menafsirkan informasi lingkungan
juga didasarkan pada tujuan dari pengamat dalam situasi tertentu (hastie, park,
dan weber, 1984) skema tidak hanya berupa refleksi pasif terhadap informasi
lingkungan. Ketika kita memiliki tujuan tertentu dalam situasi, seperti ketika
kita ingin mengigat apa yang di ucapkan seseorang atau saat hendak membentuk
kesan terhadap orng lain kita mengorganisasikan informasi degan cara yang
sesuai dengan tujuan tertentu kita.
KAPAN SKEMA DIPKAI ???
Skema diperlukan untuk membantu orang dalam memahami pengalaman
dengan cepat. Skema merepresentasikan hasil pembelajaran sosial kita, kategori
sosial yang kita pakai untuk memberi makna kepada orang-orang yang kita jumpai
dan situasi yang kita hadapi.
Pemrosesan Informasi Ganda
Perbedaan antara penggunaan skema secara heuristis dan cepat dan
konstruksi inferensi secara sistematis dan cermat mengilustrasikan isu penting
dalam psikologi sosial: orang secara kualitatif berbeda dalam cara mereka
membentuk inferensi. Hal ini dinamakan dengan dual process model (proses
model ganda). Menurut model ini, orang mungkin memproses informasi secara cepat
dengan menggunakan skema atau dengan lebih mendalam secara kognitif,
sistematis, dengan menggunakan lebih banyak bukti dalam situasi spesifik.
Dependensi Hasil. Salah
satu kondisi yang membuat kita tak terlalu sering menggunakan skema dan lebih
memerhatikan informasi adalah dependensi hasil. Seperti ketika hasil inferensi
akan tergantung pada tinddakan orang lain maka kita akan lebih memerhatikan
orang tersebut, dan pada informasi yang tidak konsisten dengan skema karena
informasi itu mungkin lebih informatif.
Akuntabilitas.
Akuntabilitas atau kebutuhan akan akurasi adalah kondisi lain yang menyebabkan
orang lebih banyak memerhatikan data dan tidak terlalu memerhatikan skema.
Ketika seseorang harus menjustifikasi penilaiannya terhadap orang lain dan
tingkat akuntabilitasnya tinggi, orang cenderung akan melampaui skema dan lebih
melihat pada data.
Tekanan waktu. Di
sisi lain, ada kecenderungan pengguanaan skema dengan lebih hati-hati ketimbang
dengan mempertimbangkan data. Misalnya, ketika kita akan mengambil keputusan
dalam tekanan waktu maka kita akan lebih banyak menggunakan skema yang kita
punya.
SKEMA DALAM
TINDAKAN
Penggunaan skema untuk pemprosesan informasi merupakan hal yang
sangat penting, bukan hanya karena ia membantu orang untuk melakukan penilaian
dan mengambil keputusan tetapi juga menyediakan pedoman untuk berinteraksi
dengan orang lain.
Uji Hipotesis
Konfirmasi
Kita mempelajari dan memahami orang dengan banyak cara. Kita
mungkin mendengar tentang mereka sebelum kita bertemu dengannya, atau mungkin
kita menduga-duga sifat seseorang berdasarkan perilaku yang kitalihat.Terlepas
dari bagaimana kita membentuk kesan tentang orang lain, kita mungkin relative
cepat dalam mengembangkan ide, seperti apa orang lain itu. Contohnya : anda
mengetahui bahwa susan adalah seorang gadis menarik di kelas psikologi, dia
juga seorang pemandu sorak untuk sekolah. Anda pun segera membayangkan dia
sebagai orang yang lincah, terbuka dan bersemangat. Akan tetapi, setelah
bertemu dengannya selama beberapa minggu, anda mungkin akan mnegetahui ternyata
dia pemalu, introver dan tidak terlalu lincah.
Anda bertanya mengapa dugaan anda salah atau mengapa anda tertipu,
ini di karenakan cara anda memilih informasi secara selektif yang mendukung
keyakinan atau dugaan anda sendiri, proses ini dinamakan Confirmatory hypothesis testing
(Uji hipotesis konfirmasi). Snyder dan
Swann memberitahu partisipan
mahasiswa bahwa mereka akan mewawancarai mahasiswa lain. Setengah dari mereka
di minta untuk mencaritahu apakah mahasiswa lain itu ekstrover (terbuka dan
mudah bergaul), dan setengahnya lagi di minta untuk mencari tau apakah
mahasiswa lain introvert (tertutup dan pemalu), semua partisipan diberi
sederet pertanyaan untuk menilai tingkat keterbukaan dan ketertutupan orang.
Banyak riset yang menunjukkan bahwa orang cenderung berperilaku kepada orang
lain dengan cara menginformasikan keyakinannya sendiri. Pengamat menggunakan
strategi interaksi dengan mengungkap informasi yang mengonfirmasikan skemanya
sendiri.
Terkadang skema kita mengenai individu tidak hanya mempengaruhi
jenisi informasi yang kita cari dari orang lain dan mempengaruhi kesimpulan
kita, tetapi juga akan mempengaruhi perilaku actual orang lain dan kesan diri.
Ketika dugaan atau ekspektasi keliru tentang orang lain menyebabkan orang lain
mengadopsi atribut dan perilaku yang di duga itu, ini di namakan Self-fulfilling
prophecy.
Konseps idiri, skema
itu sangat kuat, bukan hanya mempengaruhi bagaimana informasi di lingkungan di
interprestasikan tetapi juga membantu mendorong lingkungan untuk menjadi
konsisten dengan skema, misalnya terkadang orang percaya bahwa pandangan orang
lain tentang dirinya sendiri adalah tidak benar, konsekuensinya orang lain itu
akan termotivasi untuk menyangkal pandangan tersebut. Dalam situasi seperti
ini, kita akan binggung oleh miskonsepsi atau keyakinan target.
Riset oleh Swann dan Ely, berusa hamembahas
persoalan ini dengan mempertimbangkan kepastian ekspektasi perceiver dan
konsep diri si target. Perceiver pertama membentuk ekspektasi yang relative
pasti atau tak pasti tentang si target. Dan kesan ini berbeda dengan kesan diri
si target. Misalnya, beberapa perceiver percaya bahwa si target adalah
ekstrover, sedangkan perceiver lainnya
menganggap seorang target adalah introver. Kemudian perceiver kemudian
berinteraksi dengan target yang memiliki konsepsi diri yang relative pasti dan
tak pasti tentang introvert dan ekstroversinya. Hasilnya menunjukkan bahwa
konsep diri si target adalah determinan kuat dari opini akhir dari target
ketimbang perceiver.
Secara keseluruhan, skema dan pemprosesan merupakan hal yang sangat
penting karena beberapa alasan :
1.
Skema
bias membantu orang mengorganisasikan pengalaman masa lalunya agar bias berguna
ketika menghadapi situasti baru.
2.
Skema
membantu memproses informasi baru dan menentukan hal-hal yang relevan.
3.
Skema
dapt menjadi pedoman yang efektif untuk berperilaku dalam interaksi
sosial.
Shelly E. Taylor,
dkk.2009.Psikologi Social. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar