Senin, 17 November 2014

PSIKOLOGI SOSIAL: Kognisi Sosial



INFERESI SOSIAL
Inferensi sosial  atau penarikan kesimpulan adalah bagaian dari topik pembahasan sosial cognition (kognisi sosial) yang melihat dan memperoleh informasi dari kondisi lingkungan yang ada.
            Inferensi sosial diperoleh melalui:
a.       Pengumpulan informasi
b.      Memilih informasi
c.       Mengintegrasi informasi ke dalam penilaian

Ekspektasi yang sudah ada sebelumnya
Ada dugaan awal di benak si peneliti. Jika dugaan tidak terbukti ada kemungkinan hasil akan terabaikan hingga timbul bias.
Empat persoalan problematik dalam menyimpulkan informasi:
·         Ekspetasi salah
·         Pengamatan sosial gagal mengenali ekspektasi yang sudah ada
·         Ekspektasi itu bermasalah apaila lebh dominan ketimbang pertimbangan informasi lainnya
·         Jika informasi tidak konsisten dengan yang anda yakini maka anda kemungkinan akan meneliti lebih cermat

Sampel Kecil
Terkadang orang lupa bahwa mereka mendapatkan sedikit sekali informasi namun mereka tetap mengambil kesimpulan.
Dua jenis informasi
·         Statistik information (data sejumlah penduduk )
·         Case history information ( memberi informasi tentang sejarah kasus penduduk )
Ketika seseorang mendapat informasi statistik dan informasi sejarah kasus yang bertentengan tapi penuh warna, sering kali sejarah kasus ini lebih mempengaruhi penilaiannya.
Dampak negatif
Informasi negatif lebih dipertimbangkan dibandingkan informasi positif. Karena ia lebih menarik mulai dari pembentukan kesan tentang orang lain hingga pengambilsn keputusan.

Mengintegrasi informasi
Proses ini menyatukan informasi dan mengombinasikannya menjadi sebuah bentuk penilaian sosial, dan di sini komputer dinilai lebih bijaksana dari manusia, karena komputer konsisten dalam menggunakan kriteria yang ditetapkan manusia, menilai informasi sesuai standar, mengombiasikan informasi sesuai rumus yang telah ditentukan dan menghasilkan kesimpulan. Sebaliknya manusia sebagai pembuat keputusan, mungkin sipengaruhi oleh banyak pandangan dan steriotip sehingga mempengaruhi keputusan mereka.
              
Penilaian Kovariasi
Selain menyatukan informasi untuk membentuk kesan tentang orang dan kejadian, kita juga memperhatikan hubungan-hubungan  dalam kehidupan sosial.
Dalam melakukan kovariasi, orang cendrung melakukan kekeliruan tertentu. Secara spesifik, mereka cendrung memandang beberapa hal sebagai saling berhubungan ketika mereka mengangap bahwa hal-hal itu memang semestinya saling tampak sama. Jadi, ketiak diduga ada hubungan antara dua variabel, seseorang mungkin akan terlalu melebihkan keeratan hubungan keduanya atau menganggap  keduanya berhubungan padahal sebenarnya hubungan itu tidak ada. Proses ini dinamakan korelasi semu (ilusi korelasi).

Efek Framing
Kerangka alternatif untuk mengambil keputusan sangat mempengaruhi seseorang dalam penilaian. Misalnya, jika seseorang yang anda kagumi memberi tahu anda tentang sesuatu pekerjaan merupakan kesempatan emas, maka anda mungkin akan cendrung menginginkan pekerjaan itu meski belum tahu seperti apa pekerjaan itu. Sebaliknya jika seseorang memberitahu anda setidaknya itu adalah pekerjaan maka anda kemungkinan akan ragu untuk mengejarnya, sebab anda merasa mungkin pekerjaan itu memang memberi gaji tetapi mungkin tidak menyenangkan. Efek framing adalah efek yang selalu ada dalam semua pertimbangan untung rugi pengambilan keputusan dalam kognisi sosial.

EMOSI DAN INFERENSI
            Sering kali kita membentuk komitmen emosional ke suatu teori atau keyakinan tertentu sehingga mempengaruhi cara pandang kita pada informasi. Misalnya, kita mengira kita sukses dalam wawancara kerja karena kita sangat menginginkan pekerjaan itu. Dalam hal tertentu, asumsi anda ini benar. Namun, emosi juga merupakan bagian penting dari pengambilan keputusan yang bertentangan dengan kepentingan mereka sendiri. Ada pendapat kuat bahwa jika seseorang mengambil keputusan berdasarkan emosi, maka hampir dipastikan keputusan itu akan tidak tepat atau bias. Namun periset makin menyadari bahwa emosi dan kognisi itu saling terintegrasi dan bekerja sama.
·          
             Mood dan Inferensi
Mungkin kita bisa memperhatikan bahwa ketika seseorang mendapat nilai bagus dalam ujian, dia akan jadi lebih ramah kepada kawannya, atau lebih romantis dengan pacarnya dan lebih ringan dalam membantu orang lain. Atau, mungkin anda memperhatikan bahwa ketika anda sedang gelisah atau cemas, semua aktivitas anda tampak nya berisiko. Contoh-contoh ini mengilustrasikan beberapa efek perasaan (mood) terhadap inferensi dan perilaku.
Apa efek mood terhadap perilaku ? ketika kita berada dalam mood yang bagus, kita cenderung lebih ramah dan lebih mau menolong. Misalnya kita lebih sering berkumpul dengan orang lain atau membantu orang lain. Apa yang terjadi ketika kita mengalami mood yang jelek ? mungkin orang itu akan menarik diri enggan membantunorang lain. Tetapi, sering sekali orang yang sedang mengalami bad mood ini juga berusaha keluar dari keadaan buruk ini, sehingga mereka bertindak untuk melawan boad mood ini, seperti berkumpul dengan banyak teman, dengan membantu orang lain, atau melakukan hal-hal positif untuk menghilangkan mood negative.
Mood juga mempengaruhi memori. Dalam banyak situasi, orang akan ingat hal-hal yang berhubungan dengan keadaan mood mereka saat ini. Efek ini dinamakan mood-congruent memory (ingatan yang kongruen dengan mood). Orang cenderung mengingat hal-hal positif ketika mereka sedang dalam kondisi mood positif.
Mood juga mempengaruhi penilaian. Orang yang sedang senang cenderung menyukai lebih banyak hal ketimbang orang yang sedang sedih, mereka lebih menyukai dirinya sendiri, kesehatanny, mobilnya, orang lain, masa depannya, bahkan politik. Terkadang orang yang sedih memberi penilaian negative terhadap orang lain dan juga terkadang mereka member penilaian positif.
Akan tetapi, Mood juga mempengaruhi persepsi tentang risiko. Orang yang dalam keadaan mood negative akan member estimasi yang lebih pesimis tentang masa depan ketimbang orang yang sedang dalam mood bagus. Sebabnya  adalah mungkin karena kemarahan dan kebahagian memberikan perasaan menguasai dan kepercayaan diri dalam member penilaian, sedangkan orang yang takut tidak memiliki keyakinan bisa menguasai situasi sekitarnya.
Mood bukan hanya mempengaruhi penilaian kita, ingatan kita, dan cara kita mengevaluasi dunia sekeliling kita, tetapi juga mempengaruhi cara kita memberi  penilaian.  Orang yang sedang senang cendrung mengambil keputusan secara ekspansif, inklusif dan impulsif. Sedangkan mood negative tampaknya memperlambat pemrosesan informasi ; orang menjadi lebih teliti dan hati-hati, mengambil keputusan dengan lebih lambat, membuat atribusi kausal yang lebih kompleks, dan bekerja dengan lebih lamban. Orang yang menderita mood yang amat buruk atau amat bagus juga akan mengambil keputusan dengan cara yang berbeda.
Penilaian dan reaksi emosional kita terhadap situasi juga dipengaruhi oleh ekspektasi emosional kita. Menurut affective expectation model (AEM), keyakinan orang tentang perasaan mereka sendiri juga sama pentingnya dengan pengalaman mereka dalam menentukan reaksi mereka. Misalnya tingkat kesukaan anda pada suatu film mungkin akan mempengaruhi seberapa suka anda saat  nanti menonton film tsb.

      Evaluasi Otomatis
Selama bertahun-tahun belakangan ini, para psikolog social telah memberikan bukti kuat bahwa banyak proses kognisi social terjadi hamper secara otomatis dan tanpa di sadari. Evaluasi otomatis ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Dalam sebuah studi, Fazio, Sanbonmatsu, Powell, dan Kardes menyajikan kepada partisipan sederetan urutan pasangan kata dan meminta mereka untuk menilai apakah ajektifnya negative atau positif. .kata pertam muncul selama 200milidetik, dan kata kedua muncul 100 milidetik setelah kata pertama menghilang. Meskipun dibutuhkan kecepatan tinggi untuk menyelesaikan tugas ini, penilaian partisipan terhadap kata kedua mengandung konten (isi) evaluative yang sama ketimbang ketika keduannya berbebeda.
Contoh lain dari hubungan evaluasi otomatis dengan perilaku adalah fakta bahwa orang sering secara tak sadar meniru postur, tata cara kesopanan, dan ekspresi wajah dari orang yang berinteraksi dengannya. Jika anda kurang percaya, cobalah bereksperimen. Tersenyumlah pada orang yang anda ajak bicara dan perhatikan apakah dia juga akan tersenyum atau tidak, kemudian letakkan tangan anda di pinggul anda dan perhatikan apakah dia meniru atau tidak, kemudian usaplah kepala anda dan perhatikan apakah dia meniru atau tidak. Mimikri tak sadar ini sangat lazim dalam interaksi social, dan ini adalah contoh yang bagus dan efek persepsi perilaku orang lain terhadap perilaku kita, biasanya tanpa kita sadari atau tanpa kita niatkan.
Tujuan juga dapat mempengaruhi perilaku secara otomatis. Petunjuk yang berkaitan dengan tujuan dapat menimbulkan reaksi otomatis dalam beberapa kasus. Misalnya, kebiasaan bias dikatakan merupakan asosiasi antara tujuan dan tindakan, sehingga ketika tujuan itu muncul, perilaku yang terkait dengan otomatis akan muncul. Contohnya seperti, mungkin anda pernah memikirkan sesuatu yang perlu anda lakukan di campus dan anda tiba-tiba sadar bahwa anda sedang berjalan menuju ke campus meskipun pada mulanya anda sedang akan pergi ke arah lain. Atau mungkin anda pernah berencana makan malam bersama teman anda , namun entah bagaimana anda sudah makan malam seperti yang biasa anda lakukan di rumah. Kebiasaan ini tampaknya akibat dari perilaku otomatis yang bergantung pada tujuan.
·         Motivasi dan Inferensi
Isi dari motivasi seseorang juga mempengaruhi inferensi. Bagaimana kita memnproses dan menyatukan informasi bisa saja dipengaruhi oleh inferensi yang akan kita buat. Orang sering menghasilkan dan mengevaluasi informasi dengan cara self-serving, menyusun teori-teori yang konsisten dengan keyakinan kita bahwa sesuatu yang baik akan terjadi dan sesuatu yang buruk tidak akan terjadi. Misalnya, ketika mengetahui bahwa tingkat perceraian untuk pernikahan pertama adalah 50 persen, kebanyakan orang akan memperkirakan bahwa mereka tidak akan termasuk dalam kelompok yang bercerai itu dan pernikahan mereka akan awet sepanjang hidup.
Faktor motivasi lain yang mungkin mempengaruhi sifat dari inferensi social adalah penilaian seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan  dalam bidang tertentu. Radecki dan Jaccard menemukan bahwa anggapan orang tentang dirinya sendiri sering kali terlalu berlebihan anggapan yang salah ini bisa merugikan mereka. Mereka menemukan bahwa orang yang menganggap dirinya berpengetahuan luas justru kurang mampu saat harus mengumpulkan informasi yang baik, sehingga keputusan yang mereka buat sering kali buruk.
·     
                    Kesalahan Perencanaan Tindakan
      Kesalahan perencanaan menunjukkan bahwa orang sering melebih-lebihkan kecepatan dan menggampangkan penyelesaian suatu tujuan dan meremehkan waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk mencapai tutjuan tertentu. Sebagai contoh seseorang yakin bahwa dia bisa menyelesaikan tugasnya jauh-jauh hari sebelum tenggat waktu tiba, tetapi dalam kenyataannya dia baru mengerjakannya semalam suntuk sebelum tenggat waktu, dan misalkan seseorang yang berjanji pada dirinya sendiri akan menyelesaikan membaca satu buku dalam sehari, tetapi dalam kenyataanya dia hanya mampu bertahan membaca sepanjang satu bab saja dalam sehari. Pengalaman semacam ini lazim terjadi di kalangan mahasiswa, dan ini adalah contoh fenomena yang di sebut sebagai planning fallacy (kesalahan perencanaan).
·          
           Menekan Pikiran dan Emosi
Penjelasan teoritis untuk proses ini menyatakan bahwa saat anda berusaha menekan suatu pikiran, anda pada saat yang bersamaan berusaha mencari hal-hal yang mengalihkan pikiran anda dan juga secara otomatis memonitor lingkungan untuk mencari petunjuk-petunjuk yang mungkin ingin anda lupakan. Itulah mengapa, meski anda berusaha keras, anda justru semakin memikirkan hal-hal yang ingin anda tekan atau lupakan. Misalnya, sebuah ucapan tak sengaja tentang kelulusan sekolah yang dilontarkan teman anda akan segera mengingatkan anda pada tes yang baru saja anda jalani.
·    
                    Perkiraan Afektif
Perkiraan afektif adalah cara kita menggunakan emosi kita untuk membuat keputusan tentang masa depan. Secara umum, orang percaya bahwa reaksi emosi mereka terhadap suatu kejadian akan lebih kuat dan bertahan lebih lama ketimbang yang sesungguhnya terjadi. Hal ini tampaknya terjadi sebagian karena kita terlalu melebih-lebihkan dampak dari suatu kejadian terhadap pemikiran dan emosi di masa depan dan kita cendrung lupa bahwa pemikiran dan perasaan kita di masa depan akan sangat dipengaruhi oleh kejadian lain.
Sebagai contoh, bayangkan dekan anda memangggil anda, dan secara pribadi memuji nilai yang anda raih, dan dia memberi tahu anda bahwa anda akan mendapat beasiswa. Bagaimana perasaan anda, dan berapa lama perasaan anda itu akan bertahan? kebanyakan orang bisa dengan baik mengetahui apa yang akan mereka rasakan senang atau takut misalnya, tetapi mereka umum tidak tahu pasti berapa lama perasaan itu akan bertahan. Bias ini menghalangi fenomena yang disebut “perkiraan afektif”.



SKEMA
Skema adalah seperangkat tatanan struktur pengetahuan atau pemahaman mengenai beberapa konsep atau stimulus. Skema berisi pengetahuan tentang konsep atau stimulus, relasi antar berbagai pemahaman tentang konsep itu, dan contoh-contoh spesifiknya. Skema tentang kejadian yang sangat umum dinamakan script. Script adalah urutan standar dari suatu perilaku selama satu periode waktu tertentu. Contoh script adalah urutan pesan makanan direstoran cina. Semua orang duduk, dan pelayan membawakan menu,beberapa orang lain berbicara bersamaan mengemukakan makanan kesukaan dan lain sebagainya.
Skema dan script adalah penting karena orang mengandalkan untuk menginterpretasikan lingkungan. Skema membantu kita mengenali aspek apa dari suatu situasi atau stimulus yang merupakan aspek penting. Skema script dan script menciptakan struktur dan penataan informasi.
Organisasi skema             
Ciri penting dari skema adalah skema sering memilki tatanan hierarkis. Skema mengandung elemen abstrak dan umum serta elemen konkret,spesifik,yang terkait satu sama lain. Misalnya skema tentang sebuah pesta.


PEMPROSESAN SKEMATIS
Keuntungan
Skema dan pemprosesan informasi. Skema adalah penting karena membantu kita memproses banyak sekali informasi secara cepat dan efisien. Skema mengefisiensikan pemprosesan melalui beberapa cara. Skema membantu kita mengingat dan menginterprestasikan informasi baru, dan mengevaluasi apakah kita menyepakati info itu atau tidak.
Skema membantu mengingat. Memori sering bekerja baik ketika kita punya representasi skematis dari kejadian dimasa lalu atau orang, karena skema memberi kita banyak detail tentang itu semua. Misal menyajikan kepada partisipan rekaman video seorang perempuan dan suaminya sedang duduk dirumah. Separuh partisipan diberi tahu bahwa wanita itu adalah pustakawan dan separuhnya lagi diberi tahu bahwa dia adalah pelayan rumah makan,beberapa ciri dari wanita ini disesuaikan dengan ciri-ciri pustakawan, seperti menggunakan kacamata, makan salat,minum anggur, dan bermain piano.
Skema mempercepat pemprosesan. Ketika seseorang memiliki sebuah skema untuk orang atau situasi tertentu, akan lebih mudah bagi mereka untuk memproses informasi yang relevan dengan skema tersebut. Orang yang ingin menonton pertandingan sepak bola, misalnya akan mencari dan mendapat lebih banyak informasi ketimbang orang yang tidak akrab dengan sepak bola.
Skema membantu inferensi otomatis. Pemprosesan skematis dapat terjadi hampir secara otomatis tanpa ada usaha sadar. Misalnya, ketika bertemu dengan kawan yang spesial, anda mungkin secara otomatis  menisbahkan karakteristik yang berhubungan dengan persahabatan, seperti kebaikan dan kehangatan, dan mungkin anda tidak menyadari bahwa anda sudah menisbahkan karakter itu kepadanya.
Skema menambah informasi. Sebuah skema dapat membantu kita mengisi informasi yang hilang saat ada gap dalam pengetahuan kita. Jika kita membaca tentang sosok polisi tetapi tidak punya informasi tentang bajunya, kita akan membayangkan dia mengenakan seragam coklat. Kita berasumsi bahwa perawat adalah orang yang hangat dan perhatian,dan seorang ratu akan tampak anggun atau angkuh. Informasi yang hilang di isi dengan detail sesuai skema 
Skema membantu interpretasi. Karena skema memberi tahu informasi domain tertentu yang berkaitan dengan informasi lain yang relevan dengan domain itu, maka skema bisa membantu anda menginterpretasikan situasi yang mendua. Misalnya seorang dokter yang mendiagnosis seorang anak terkena penyakit gondok akan segera mengambil banyak inferensi dengan lebih pasti: penyebab penyakitnya,sejala apa yang muncul, apa pengaruh penyakit itu dan apa obatnya.
Skema memberikan ekspektasi. Skema juga memuat ekspektasi tentang apa yang akan terjadi.ekspektasi ini pada gilirannya dapat menentukan apakah situasi menyenangkan bagi kita atau tidak.
Skema memuat perasaan. Yakni,perasaan kita tentang isi dari skema. Konsekuensinya, penggunaan skema tertentu dapat menimbulkan respons emosional tertentu, yang dinamakan schema-driven affect. Misalnya, kebanyakan dari kita punya skema tentang politisi.
Kelemahan skema
Semua keuntungan pemprosesan skema ini juga diiringi dengan kelemahan dan banyak diantaranya berkaitan dengan kesalahan dan bias seperti yang telah didiskusikan diatas. Terdensi untuk terlalu menerima informasi yang sesuai dengan skema atau teori, untuk mengisi gap dalam pemikiran dengan menambah elemen yang bukan termasuk dalam skema tetapi sesuai dengan skema, untuk mengaplikasikan skema bahkan ketika tidak cocok sekalipun, dan keengganan untuk mengubah skema, semuanya adalah kelemahan yang potensial.


JALAN PINTAS MENTAL MNGGUNAKAN HEURISTIS KOGNITIF
1
     The representative ness  Huristic
Jalanpintas mental yang disebut The representative ness  Huristic ini di sebut keterwakilan heuristis memberikanmetode yang cepat untukmenjawabsebuahpertanyaan. Pada dasrnya metode heuristis ini menyandingkan informasi dalam lingkungan dengan skema untuk menentukan kemungkinan apakah penyandingan itu tepat atau tidak. Keterwkilan heuristis, karenanya membantu seseorang menentukan apakah orang atau kejadian tertentu adalah contoh dari skema tertentu.
2
        Kekeliruan kongjungsi
Heuristis representasi yang menyebabkan kita mengombinasikan informasi yang tidak sama, karena informasi itu seolah-olah kelihatan sama.
3   
            The Availability heuristic
Menggunakan contoh yang mudah diingat atau jumlah informasi yang dapat anda ingat dengan cepat sebagai pedoman untukm engambil kesimpulan.
   
        Heuristis simulasi
Heuristis simulasi ini digunakan untuk berbagai macam tugas seperti prediksi, Heuristis simulasi ini digunakan untuk berbagai macam tugas seperti prediksi, membayangkan kejadian yang belum tentu terjdi.

5    Penalaran kotrapaktual
Kejadian abnormal atau tidak lazim menyebabkan orang membayangkan alternatif yang normal dan yang berbeda dengan hasil actual. Karena pemikiran kontra faktual ini mungkin bisa membantu orang untuk merasa lebih baik dan mungkin juga menjadi alat persiapan untuk menghadapi masa depan.
6
        Simulasi mental
Mensimulasikan bagaimana kejadian mungkin terjadi bisa memberi petunjuk tentang masa depan dengan mdmbantu seseorang membayangkan kemungkinan dimasa depan dan menyusun rencana untuk mewujudkan kemungkinan itu. Namun orang dapat focus pada aspek masa depan yang berbeda-beda.
7
        Heuristis patokan dan penyesuaian
Menjawab suatu pertanyaan yang tidak mempunyai informasi tentang pertanyaan tersebut tetapi anda menggunakan informasi kejadian serupa sebagai referensi atau pa tokan, kemudian anda menyesuaikan informasi referensi itu untuk mendapatkan kesimpulan.


SKEMA MANA YANG DIPAKAI
Heuritis adalah jalan pintas yang membantu mengaitkan informasi lingkungan dengan skema. Heuritis mereduksi problem ambigu dan kompleks menjadi operasi penilaian yang lebih sederhana. Faktor-faktor yang mempengaruhi skema yang dipakai orang untuk menginterpretasikan informasi.

Kontur Natural
Skema yang ini yang paling jelas karna menginterpretasikan informasi itu sendiri. Jika anda menonton sepak bola maka akan menggunakan skema anda tentang pertandingan sepak bola.pemain dan permainannya menginterpretasikan apa yang terjadi di lapangan.

Kemenojolan
Kemenojolan lingkungan adalah faktor lain yang mempengaruhi skema mana yang akan di pakai orang untuk menginterpretasikan informasi mana yang paling menojolan tentang mereka.

Primacy
Sering sekali skema ini dipakai untuk menganalisis seseorang atau situasi akan ditentukan sejak awal oleh informasi yang ada dalam situasi. Seperti seseorang yang bernama irma  diperkanalkan kapada kita untuk di calonkan sebagai ketua partai maka seseorang akan cendrung memikirkan irma dan prilakunya berdasarkan apakah dia calon ketua partai yang baik atau tidak.

Priming
Ketika suatu skema baru saja dipakai, ia kemunkian akan dipakai untuk meginterpretasikan informasi baru (bargh, 1994).  Orang memahami perilaku berdasarkan satu kumpulan tindakan yang bermakna. Misalnya, dalam pertandingan rubby, umpan yang sempurna menunjukan alur tindakan yang alami, yakni diawali dengan lemparan dan di akhiri dengan tangkapan yang tepat.

Arti Penting
Skema yang akan dipakai untuk menginterpretasikan informasi dari lingkungan dan bagaimana skema itu akan di pakai juga dapat dipengaruhi oleh ari penting dari in formasi yang sedang di proses. 

Perbedaan Individual
Tak semua orang menginterpretasikan informasi yang sama dengan cara yang sama. Salah satu alasannya adalah orang yang berbeda memiliki skema yang berbeda. Orang barat dan Asia timur memiliki perbedaan dalam memandang informasi kontekstual. Orang barat lebih cendrung membuat atribusi disposisional ke prilaku orang lain dan relatif tidak terlalu memerhatikan informasi kontektual. Sedangkan orang Asia lebih condong pada artibusi situasional dan mempertimbangkan konteks.

Tujuan
Skema mana yang akan dipakai untuk menafsirkan informasi lingkungan juga didasarkan pada tujuan dari pengamat dalam situasi tertentu (hastie, park, dan weber, 1984) skema tidak hanya berupa refleksi pasif terhadap informasi lingkungan. Ketika kita memiliki tujuan tertentu dalam situasi, seperti ketika kita ingin mengigat apa yang di ucapkan seseorang atau saat hendak membentuk kesan terhadap orng lain kita mengorganisasikan informasi degan cara yang sesuai dengan tujuan tertentu kita.


KAPAN SKEMA DIPKAI ???
Skema diperlukan untuk membantu orang dalam memahami pengalaman dengan cepat. Skema merepresentasikan hasil pembelajaran sosial kita, kategori sosial yang kita pakai untuk memberi makna kepada orang-orang yang kita jumpai dan situasi yang kita hadapi. 

Pemrosesan Informasi Ganda
Perbedaan antara penggunaan skema secara heuristis dan cepat dan konstruksi inferensi secara sistematis dan cermat mengilustrasikan isu penting dalam psikologi sosial: orang secara kualitatif berbeda dalam cara mereka membentuk inferensi. Hal ini dinamakan dengan dual process model (proses model ganda). Menurut model ini, orang mungkin memproses informasi secara cepat dengan menggunakan skema atau dengan lebih mendalam secara kognitif, sistematis, dengan menggunakan lebih banyak bukti dalam situasi spesifik. 

Dependensi Hasil. Salah satu kondisi yang membuat kita tak terlalu sering menggunakan skema dan lebih memerhatikan informasi adalah dependensi hasil. Seperti ketika hasil inferensi akan tergantung pada tinddakan orang lain maka kita akan lebih memerhatikan orang tersebut, dan pada informasi yang tidak konsisten dengan skema karena informasi itu mungkin lebih informatif. 

            Akuntabilitas. Akuntabilitas atau kebutuhan akan akurasi adalah kondisi lain yang menyebabkan orang lebih banyak memerhatikan data dan tidak terlalu memerhatikan skema. Ketika seseorang harus menjustifikasi penilaiannya terhadap orang lain dan tingkat akuntabilitasnya tinggi, orang cenderung akan melampaui skema dan lebih melihat pada data. 

            Tekanan waktu. Di sisi lain, ada kecenderungan pengguanaan skema dengan lebih hati-hati ketimbang dengan mempertimbangkan data. Misalnya, ketika kita akan mengambil keputusan dalam tekanan waktu maka kita akan lebih banyak menggunakan skema yang kita punya.


SKEMA DALAM TINDAKAN
Penggunaan skema untuk pemprosesan informasi merupakan hal yang sangat penting, bukan hanya karena ia membantu orang untuk melakukan penilaian dan mengambil keputusan tetapi juga menyediakan pedoman untuk berinteraksi dengan orang lain.

Uji Hipotesis Konfirmasi
Kita mempelajari dan memahami orang dengan banyak cara. Kita mungkin mendengar tentang mereka sebelum kita bertemu dengannya, atau mungkin kita menduga-duga sifat seseorang berdasarkan perilaku yang kitalihat.Terlepas dari bagaimana kita membentuk kesan tentang orang lain, kita mungkin relative cepat dalam mengembangkan ide, seperti apa orang lain itu. Contohnya : anda mengetahui bahwa susan adalah seorang gadis menarik di kelas psikologi, dia juga seorang pemandu sorak untuk sekolah. Anda pun segera membayangkan dia sebagai orang yang lincah, terbuka dan bersemangat. Akan tetapi, setelah bertemu dengannya selama beberapa minggu, anda mungkin akan mnegetahui ternyata dia pemalu, introver dan tidak terlalu lincah.
Anda bertanya mengapa dugaan anda salah atau mengapa anda tertipu, ini di karenakan cara anda memilih informasi secara selektif yang mendukung keyakinan atau dugaan anda sendiri, proses ini dinamakan Confirmatory hypothesis testing (Uji hipotesis konfirmasi). Snyder dan Swann memberitahu partisipan mahasiswa bahwa mereka akan mewawancarai mahasiswa lain. Setengah dari mereka di minta untuk mencaritahu apakah mahasiswa lain itu ekstrover (terbuka dan mudah bergaul), dan setengahnya lagi di minta untuk mencari tau apakah mahasiswa lain introvert (tertutup dan pemalu), semua partisipan diberi sederet pertanyaan untuk menilai tingkat keterbukaan dan ketertutupan orang. Banyak riset yang menunjukkan bahwa orang cenderung berperilaku kepada orang lain dengan cara menginformasikan keyakinannya sendiri. Pengamat menggunakan strategi interaksi dengan mengungkap informasi yang mengonfirmasikan skemanya sendiri.
Terkadang skema kita mengenai individu tidak hanya mempengaruhi jenisi informasi yang kita cari dari orang lain dan mempengaruhi kesimpulan kita, tetapi juga akan mempengaruhi perilaku actual orang lain dan kesan diri. Ketika dugaan atau ekspektasi keliru tentang orang lain menyebabkan orang lain mengadopsi atribut dan perilaku yang di duga itu, ini di namakan Self-fulfilling prophecy.
Konseps idiri, skema itu sangat kuat, bukan hanya mempengaruhi bagaimana informasi di lingkungan di interprestasikan tetapi juga membantu mendorong lingkungan untuk menjadi konsisten dengan skema, misalnya terkadang orang percaya bahwa pandangan orang lain tentang dirinya sendiri adalah tidak benar, konsekuensinya orang lain itu akan termotivasi untuk menyangkal pandangan tersebut. Dalam situasi seperti ini, kita akan binggung oleh miskonsepsi atau keyakinan target.
Riset oleh Swann dan Ely, berusa hamembahas persoalan ini dengan mempertimbangkan kepastian ekspektasi perceiver dan konsep diri si target. Perceiver pertama membentuk ekspektasi yang relative pasti atau tak pasti tentang si target. Dan kesan ini berbeda dengan kesan diri si target. Misalnya, beberapa perceiver percaya bahwa si target adalah ekstrover, sedangkan  perceiver lainnya menganggap seorang target adalah introver. Kemudian perceiver kemudian berinteraksi dengan target yang memiliki konsepsi diri yang relative pasti dan tak pasti tentang introvert dan ekstroversinya. Hasilnya menunjukkan bahwa konsep diri si target adalah determinan kuat dari opini akhir dari target ketimbang perceiver.
Secara keseluruhan, skema dan pemprosesan merupakan hal yang sangat penting karena beberapa alasan :
1.      Skema bias membantu orang mengorganisasikan pengalaman masa lalunya agar bias berguna ketika menghadapi situasti baru.
2.      Skema membantu memproses informasi baru dan menentukan hal-hal yang relevan.
3.      Skema dapt menjadi pedoman yang efektif untuk berperilaku dalam interaksi sosial. 






Shelly E. Taylor, dkk.2009.Psikologi Social. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.













Tidak ada komentar: